Dolar Australia (AUD) menguat pada hari Senin(11/11) meskipun prospeknya secara umum negatif didorong oleh kekhawatiran atas usulan kenaikan Tarif Donald Trump pada barang-barang Tiongkok, yang dapat memengaruhi Pasar Australia, salah satu mitra dagang terbesar Tiongkok. Pasar AS akan ditutup untuk Hari Libur Bank Veteran.
AUD juga menghadapi potensi tekanan turun dari data Indeks Harga Konsumen (IHK) Tiongkok yang lebih rendah dari perkiraan yang dirilis pada hari Sabtu. Selain itu, langkah-langkah stimulus terbaru Tiongkok tidak memenuhi harapan investor, yang selanjutnya meredam prospek permintaan untuk mitra dagang terbesar Australia dan membebani Dolar Australia.
Pada hari Jumat, Tiongkok mengumumkan paket utang 10 triliun Yuan yang dirancang untuk meringankan tekanan pembiayaan Pemerintah daerah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang sedang berjuang. Namun, paket tersebut tidak menerapkan langkah-langkah stimulus ekonomi langsung.
Imbal hasil Obligasi Pemerintah 10 tahun Australia turun menjadi sekitar 4,6%, mencerminkan penurunan imbal hasil Obligasi AS setelah pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve yang telah lama diantisipasi. Minggu lalu, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunganya pada level 4,35%. Bank sentral tersebut menekankan bahwa inflasi dasar masih terlalu tinggi dan diperkirakan tidak akan kembali ke targetnya hingga tahun 2026.(Ayu)
Sumber: FXStreet
