Harga Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih tinggi pada hari Senin (21/10) setelah Tiongkok menurunkan suku bunga karena importir Minyak nomor satu tersebut berupaya untuk merangsang ekonominya yang sedang lesu.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman November terakhir terlihat naik US$1,34 menjadi US$70,56 per barel, sementara Minyak mentah Brent Desember, Minyak acuan global, terakhir terlihat naik US$1,23 menjadi US$74,29.
Kenaikan tersebut terjadi karena Bank Rakyat Tiongkok pada hari Senin menurunkan suku bunga acuannya menjadi 3,1% dari 3,35%, menurut Financial Times, karena negara tersebut berupaya mencapai target pertumbuhan PDB sebesar 5% tahun ini setelah minggu lalu melaporkan pertumbuhan 4,6% untuk kuartal ketiga.
Pemangkasan suku bunga tersebut merupakan upaya terbaru Tiongkok untuk meningkatkan ekonomi yang terbebani oleh krisis utang di sektor real estat utamanya, belanja konsumen yang lemah, dan meningkatnya pengangguran. Permintaan Minyak negara itu, yang naik satu juta barel per hari pada tahun 2023, diperkirakan akan naik hanya 0,1 juta barel per hari tahun ini dan 0,3 juta barel per hari pada tahun 2025, menurut Badan Informasi Energi, karena melemahnya ekonomi dan transisi ke energi terbarukan.
Sumber : MT Newswires
