Harga emas turun di area $1979 pada penutupan perdagangan hari Selasa (12/12)

Harga emas turun di area $1979 pada penutupan perdagangan hari Selasa (12/12), setelah keluarnya angka inflasi, Consumer Price Index (CPI), AS bulan November yang sesuai dengan yang diperkirakan yang mengakibatkan naiknya yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun. Investor tetap berhati-hati menjelang rilis angka inflasi produsen AS dan keputusan suku bunga dari bank sentral utama minggu ini. Data ekonomi baru menunjukkan inflasi konsumen di AS melambat menjadi 3,1% yoy pada November 2023, sesuai dengan perkiraan. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, harga naik tipis sebesar 0,1%, bertentangan dengan ekspektasi pembacaan datar. Secara bersamaan, tingkat inti tahunan tetap di 4%. Pasar sekarang menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa dan Bank of England akhir pekan ini untuk mendapatkan pemahaman tentang sikap regulator tentang penurunan suku bunga awal tahun depan. Pejabat Bank of Japan tidak merasa terdorong untuk segera menerapkan pengetatan kebijakan kecuali ada bukti substansial pertumbuhan upah yang mampu mendukung inflasi. Selanjutnya, data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS turun -0.26% terlihat akan memberikan sinyal positif bagi emas. Sedangkan Crude Oil turun -3.81%, dalam hal ini memberikan penurunan bagi harga emas.

DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.