
Harga minyak turun pada hari Senin (22/9) seiring para pedagang mencermati dampak langkah terbaru Uni Eropa terhadap pasokan Rusia dan pemogokan Ukraina terhadap infrastruktur energi negara anggota OPEC+ tersebut.
Putaran sanksi Uni Eropa berikutnya terhadap Rusia akan berfokus pada entitas industri minyak di negara-negara ketiga, yang kemungkinan akan memengaruhi sekitar selusin badan Tiongkok dan beberapa badan India karena blok tersebut berupaya meningkatkan tekanan pada akses Kremlin ke petrodolar. Tiongkok dan India telah memanfaatkan pasokan Rusia yang didiskon, yang tetap tersedia di tengah mekanisme pembatasan harga Kelompok Tujuh yang dirancang untuk menjaga aliran minyak sekaligus membatasi pendapatan Moskow. Sementara Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu memperbarui seruannya agar negara- negara Eropa berhenti membeli minyak mentah dari Rusia, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa impor energi Uni Eropa yang tersisa dari negara itu “sangat marjinal.”
Harga minyak mentah tetap berada dalam kisaran $5 sejak awal Agustus karena para pedagang menyeimbangkan perkiraan surplus di akhir tahun dengan risiko geopolitik. Keluar dari kisaran tersebut kemungkinan akan mengharuskan AS dan Uni Eropa untuk menyelaraskan langkah-langkah yang lebih keras terhadap pembeli minyak Rusia, kata Dennis Kissler, wakil presiden senior untuk perdagangan di BOK Financial. “Jika tidak, sanksi yang lebih keras hanya terhadap Rusia hanya akan berdampak minimal,” katanya.
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.