Kenaikan harga Perak dapat dikaitkan dengan melemahnya Dolar AS (USD) di tengah imbal hasil Treasury yang lebih rendah. Dolar yang lebih lemah umumnya meningkatkan permintaan untuk komoditas berdenominasi Dolar seperti Perak, membuatnya lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, diperdagangkan sekitar 103,80 dengan imbal hasil Treasury AS 2 tahun dan 10 tahun masing-masing sebesar 4,17% dan 4,31%, pada saat penulisan.
Harga Perak mungkin tetap fluktuatif karena para pedagang juga bersiap untuk keputusan kebijakan moneter mendatang dari Federal Reserve AS (Fed) yang dijadwalkan akan dirilis akhir minggu ini. CME FedWatch Tool saat ini menunjukkan probabilitas 99,7% dari penurunan suku bunga seperempat poin oleh Fed pada bulan November.
Mengenai pemilihan presiden AS, para pedagang bersikap hati-hati di tengah meningkatnya ketidakpastian seputar hasil pemilihan umum hari Selasa. Jajak pendapat terkini menunjukkan Wakil Presiden Kamala Harris unggul tipis di Nevada, North Carolina, dan Wisconsin, sementara mantan Presiden Donald Trump unggul tipis di Arizona. Para kandidat bersaing ketat di Michigan, Georgia, dan Pennsylvania. Dilaksanakan dari 24 Oktober hingga 2 November, jajak pendapat terbaru New York Times/Siena College menunjukkan ketujuh negara bagian medan pertempuran berada dalam margin kesalahan 3,5%.(ayu)
Sumber: FXStreet
