Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik pada hari Jumat (25/10), tetapi masih berada dalam kisarannya menjelang pemilihan presiden AS karena pasokan tetap kuat dan permintaan Tiongkok tetap rendah.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman Desember ditutup naik US$1,69 menjadi US$71,78 per barel, sementara Minyak mentah Brent Desember, Minyak acuan global, terakhir terlihat naik US$1,61 menjadi US$75,99.
Minyak telah bertahan dalam kisaran ketat sejak pertengahan bulan karena para pedagang menghindari risiko dengan jajak pendapat yang menunjukkan persaingan ketat antara Kamala Harris dan Donald Trump, sementara tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober masih ditunggu dan ekonomi Tiongkok tetap tenang setelah pemerintahnya memperkenalkan langkah-langkah stimulus yang belum mendongkrak ekonomi negara pengimpor Minyak nomor satu tersebut.
“Pasar tidak benar-benar lumpuh, tetapi ketidakpastian membuat investor bersikap pragmatis. Tampaknya mereka merasa terlalu berisiko untuk membiarkan posisi terbuka selama lebih dari satu hari atau maksimal dua hari. Dua hari kenaikan harga diikuti oleh dua hari aksi ambil untung,” catat PVM Oil Associates.
Pasokan tetap kuat, dengan Badan Informasi Energi melaporkan persediaan Minyak AS naik 5,5 juta barel minggu lalu, sementara OPEC+ bersiap untuk mengembalikan 2,2 juta barel per hari ke Pasar dengan penambahan pasokan bulanan sebesar 180.000 barel per hari mulai Desember.(mrv)
Sumber : MT Newswires
