Emas (XAU/USD) terus menguat pasca penurunan singkat dan diperdagangkan sekali lagi di kisaran $2730 pada hari Selasa (22/10). Logam kuning tersebut menguat karena meningkatnya permintaan safe haven akibat konflik yang semakin memanas di Timur Tengah, meskipun lajunya melambat karena penjualan Obligasi di seluruh dunia akibat revisi prospek suku bunga global.
Dari sebelumnya memperkirakan suku bunga akan turun tajam, investor kini melihat tren yang lebih landai karena data AS yang kuat secara tak terduga menghilangkan peluang pemangkasan suku bunga ganda sebesar 50 basis poin (bps) (0,50%) oleh Federal Reserve (Fed). Hal ini, pada gilirannya, mengurangi daya tarik Emas sebagai aset yang tidak membayar bunga.
Emas menguat karena permintaan investor terhadap aset yang aman meningkat akibat konflik yang memburuk di Timur Tengah. Meskipun Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken telah berkunjung ke wilayah tersebut untuk kesebelas kalinya sejak dimulainya konflik, kesepakatan gencatan senjata tampaknya sulit dipahami seperti sebelumnya. Pada Selasa pagi, Hizbullah mengumumkan telah meluncurkan roket ke dua pangkalan di dekat Tel Aviv dan satu di dekat Haifa. Ini menyusul serangkaian serangan udara Israel di Lebanon selatan dan Beirut. Dalam satu serangan Israel di dekat Rumah Sakit Hariri di Beirut, jumlah korban tewas dikatakan telah meningkat menjadi 13, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, menurut Reuters.
Pada Senin, Israel meningkatkan pembomannya di Beirut dengan menghancurkan beberapa target ekonomi dalam upaya untuk menghancurkan bank yang menyediakan pendanaan bagi Hizbullah.
Serangan balasan Israel yang diharapkan terhadap Iran juga kembali muncul setelah pesawat nirawak Iran menembus sistem pertahanan udara Israel dan meledak di dekat kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama akhir pekan.
Sumber: FXstreet
