Harga emas naik menuju $2028 pada penutupan perdagangan hari Selasa (23/01), karena dolar AS turun dari tertinggi baru-baru ini, sementara investor terus menilai prospek kebijakan moneter secara global. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah bersamaan dengan keprihatinan mengenai lemahnya pemulihan ekonomi Cina mengakibatkan munculnya arus safe-haven yang mendorong harga emas naik. Para pejabat The Fed pekan lalu mengatakan bank sentral AS memerlukan lebih banyak data inflasi sebelum melakukan penilaian penurunan suku bunga dan bahwa dasar pengurangan dimulai pada kuartal ketiga. Bank of Japan mempertahankan pengaturan moneter ultra-mudah dalam langkah yang diperkirakan secara luas, sambil memangkas perkiraan inflasi untuk 2024 karena harga minyak yang lebih rendah. Bank Sentral Eropa juga akan memutuskan kebijakan moneter akhir pekan ini, di mana diperkirakan akan mendorong kembali terhadap taruhan pada penurunan suku bunga. Investor AS menunggu aktivitas sektor swasta, PDB dan angka inflasi PCE minggu ini, menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan. Pasar sekarang melihat peluang kurang dari 50% dari penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret, turun secara signifikan dari 81% seminggu yang lalu. Selanjutnya, data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS naik +0.19% terlihat akan memberikan sinyal negatif bagi emas. Sedangkan Crude Oil turun -0.07%, dalam hal ini memberikan penurunan bagi harga emas.
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.