
Harga emas bergerak lebih tinggi ke area $2022 pada penutupan perdagangan hari Kamis (18/01), meskipun dolar naik tipis dan imbal hasil Treasury membebani setelah penurunan yang lebih tajam dari perkiraan dalam klaim pengangguran AS menggarisbawahi pasar tenaga kerja yang ketat secara historis dan ekspektasi penurunan suku bunga. Sebelumnya, data penjualan ritel AS yang kuat dan komentar hawkish dari pembuat kebijakan, mendorong investor untuk mengkalibrasi ulang taruhan mereka pada pelonggaran moneter. Di tengah absennya indikator ekonomi terdepan, partisipan pasar diharapkan untuk mengganti fokus ke arah pertemuan kebijakan moneter the Fed yang pertama yang diskedulkan untuk tanggal 31 Januari. The Fed sangat diperkirakan akan mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah di dalam rentang 5.25-5.50%. Investor akan sangat fokus kepada bagaimana the Fed diperkirakan akan membuat tiga kali penurunan tingkat bunga sebesar 25 bps masing-masing pada tahun 2024, sebagaimana dengan yang diproyeksikan di dalam pertemuan kebijakan bulan Desember. Di tempat lain, risalah dari pertemuan ECB menunjukkan bahwa para pejabat yakin akan kembalinya inflasi secara bertahap ke target tetapi bersikeras mempertahankan sikap restriktif untuk beberapa waktu. Selanjutnya, data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS turun -0.04% terlihat akan memberikan sinyal positif bagi emas. Sedangkan Crude Oil naik +1.55%, dalam hal ini memberikan penguatan bagi harga emas.
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.