Harga emas turun di bawah $1908 pada penutupan perdagangan hari Senin (14/08), menghadapi tekanan dari dolar yang kuat dan imbal hasil Treasury karena laporan inflasi produsen AS yang lebih panas dari perkiraan untuk Juli memicu taruhan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Investor juga bersiap untuk angka penjualan ritel AS dan risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed minggu ini yang dapat memandu prospek ekonomi dan suku bunga. Di tempat lain, Jepang akan merilis angka PDB kuartal kedua pada hari Selasa, sementara China akan melaporkan produksi industri, penjualan ritel dan jumlah pekerjaan pada hari Rabu. Dolar AS sebelumnya naik ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan di tengah kekhawatiran tentang ekonomi China, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal untuk pembeli luar negeri, sementara imbal hasil Treasury 10-tahun patokan bertahan di atas 4%. Suku bunga yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi Treasury meningkatkan biaya peluang memegang emas tanpa bunga. Pasar sedang menunggu angka penjualan ritel AS pada hari Selasa ini, diikuti oleh risalah pertemuan Juli Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada hari Rabu. Data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS naik +0.30% terlihat akan memberikan sinyal negatif bagi emas. Sedangkan Crude Oil turun -0.93%, dalam hal ini memberikan penurunan bagi harga emas.
