Harga emas naik ke area $2067 pada penutupan perdagangan hari Selasa (26/12), memperpanjang kenaikan dari minggu lalu dan sebagian besar diuntungkan dari dolar AS yang lebih lemah dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah karena meredanya inflasi AS memperkuat taruhan bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga tahun depan. Data yang dirilis menunjukkan bahwa indeks PCE inti di AS, pengukur inflasi pilihan Fed, turun menjadi 3,2% pada November dari 3,4% pada Oktober, berada di bawah perkiraan 3,3%. Secara basis bulanan, inflasi ukuran Federal Reserve AS (the Fed) ini naik 0.1% dibandingkan dengan yang diperkirakan di 0.2%. Pasar kini memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar lebih dari 80% pada bulan Maret, yang akan menjadi bullish untuk aset-aset yang tidak berbunga seperti emas, meskipun beberapa pejabat bank sentral telah menolak prospek pelonggaran lebih awal. Sementara itu, Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda mengatakan pada hari Senin kemungkinan mencapai target inflasi 2% “meningkat secara bertahap,” meningkatkan harapan normalisasi kebijakan potensial. Selanjutnya, data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS turun -0.23% terlihat akan memberikan sinyal positif bagi emas. Sedangkan Crude Oil naik +2.65%, dalam hal ini memberikan penguatan bagi harga emas.
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.