Harga emas melanjutkan penurunan pada penutupan perdagangan hari Selasa (26/09), dimana menghadapi tekanan yang konsisten dari dolar yang kuat dan Treasury yields naik usai pejabat Federal Reserve menegaskan kembali prospek bank dukung suku bunga yang lebih tinggi. Komentar Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua The Fed Jerome Powell minggu lalu, yang mengatakan bahwa inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja ketat kemungkinan akan menyebabkan kenaikan suku bunga satu kali lagi tahun ini. Powell juga mengerdilkan ekspektasi penurunan suku bunga yang besar tahun depan, dengan target suku bunga The Fed akan tetap di atas 5% hingga 2024. Meningkatnya kekhawatiran akan government shutdown AS tidak banyak menghalangi kuatnya dolar, lantaran suku bunga yang lebih tinggi juga meningkatkan daya tarik safe haven dolar terhadap emas. Kongres memiliki waktu kurang dari satu minggu untuk meloloskan RUU anggaran belanja dan mencegah shutdown. Namun, para pemimpin Partai Republik dan Demokrat indikasikan sedikit kemajuan yang dibuat untuk mencapai kesepakatan. Meskipun emas merupakan aset safe haven, emas hanya mengalami sedikit peningkatan selama government shutdown sebelumnya. Selanjutnya, data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS naik +0.26% terlihat akan memberikan sinyal negatif bagi emas. Sedangkan Crude Oil naik +0.66%, dalam hal ini memberikan penguatan bagi harga emas.
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.