
Harga emas melanjutkan penurunan pada penutupan perdagangan hari Kamis (21/09), disebabkan karena menguatnya dolar AS yang tidak bisa dibendung dan naiknya yields obligasi pemerintah AS yang disebabkan karena sikap Federal Reserve AS yang hawkish. Namun, Ketua Jerome Powell memperingatkan bahwa naiknya inflasi dan ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi. Powell juga meningkatkan kemungkinan setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini. Pidato Powell indikasi nada kebijakan yang jauh lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar. Ketua Fed juga memperkirakan bahwa suku bunga AS akan berada di kisaran 5,1% hingga 2024. Perkiraan tersebut menunjukkan hanya dua potensi pemotongan suku bunga tahun depan, yang lebih rendah dari empat penurunan suku bunga yang diperkirakan pasar. The Fed juga mengutip ketahanan ekonomi AS dan mengerdilkan potensi resesi AS, sebuah skenario yang menandai permintaan safe haven yang lebih lemah untuk emas. Sementara itu, Bank of England melawan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan tingkat bunga sebanyak 25 bps dengan tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah di 5.25%. Selanjutnya, data Gold Drivers menunjukkan data bervariatif dimana Dolar AS turun -0.01% terlihat akan memberikan sinyal positif bagi emas. Sedangkan Crude Oil naik +0.38%, dalam hal ini memberikan penguatan bagi harga emas.
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.